Senin, 16 Mei 2016

Makalah Budaya Organisasi

BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas suatu organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang kemudian menunjang peningkatan kinerja anggotanya. Sebaliknya, budaya organisasi yang kurang baik atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan kinerja setiap anggota.
Dewasa ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat menunjang kemajuan perusahaan tersebut. Hal ini semakin membuktikan bahwa budaya suatu organisasi dapat sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi. Keberlangsungan suatu organisasipun sedikit-banyak terpengaruh oleh budaya organisasi. Sebagai contoh, budaya nepotisme di suatu organisasi atau perusahaan sudah tentu akan mengantarkan organisasi atau perusahaan tersebut ke gerbang kehancuran. Bagaimana tidak, dengan merekrut orang-orang yang hanya satu ras saja atau satu keluarga dalam perusahaan tersebut tanpa merujuk pada prestasi, kredibilitas, kemampuan serta kesetiaan pada perusahaan sudah pasti akan menurunkan kualitas suatu perusahaan yang lama kelamaan akan tersingkir oleh perusahaan lain yang lebih merekrut karyawan dengan kualitas yang baik tanpa melihat ras, agama atau warna kulit.
Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor lain yang harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat menciptakan dan menumbuh-kembangkan budaya yang akan dapat berdampak baik perusahaan.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat lebih terarah dan tidak memasuki ranah yang tidak semestinya, maka penelitian ini kami batasi dan hanya berfokus pada Budaya Organisasi yang ada dalam dunia kerja.

C. Rumusan Masalah
            Berpijak pada latang belakang masalah yang telah kami paparkan di atas, maka rumusan masalah yang ada adalah: Bagaimanakah cara menciptakan budaya organisasi yang baik, etis serta dapat menunjang peningkatan kinerja karyawan?
D. Tujuan
            Berikut ini merupakan tujuan dari dilakukannya penelitian ini:
-          Untuk mempelajari secara mendasar mengenai budaya organisasi
-          Sebagai referensi penulis dan pembaca dalam berbudaya di lingkungan kerja
-          Mengungkapkan nilai-nilai budaya dalam dunia kerja
-          Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai budaya yang ada di suatu perusahaan
E. Manfaat                 
            Manfaat dari penelitian ini adalah :
-          Untuk memberikan informasi dan masukan mengenai budaya organisasi     
-          Membantu para pekerja untuk dapat berbudaya dengan baik di dalam lingkungan pekerjaan.














BAB  II
PEMBAHASAN

  1. Definisi Budaya Organisasi
Ada begitu banyak definisi mengenai Budaya organisasi, salah satunya adalah seperti yang dikemukakan oleh Michael Amstrong dalam bukunya yang berjudul Handbook of Human Resource Management Practice bahwa Budaya organisasi adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan. Selain itu, adapula ahli yang mendeskripsikan bahwa budaya organasasi merupakan sebuah pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan dalam berperilaku berorganisasi, dimana akan diturunkan kepada anggota baru sebagai cara bagaimana melihat, berpikir, dan merasa dalam organisasi.
Seorang ahli lain pula mendeskripsikan budaya organisasi sebagai sebuah sistem aturan informal yang menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku dalam sebagian besar waktunya di dalam sebuah organisasi. Dari beberapa definisi tersebut, penyusun mencoba menarik kesimpulan bahwa budaya organisasi merupakan suatu habbit atau kebiasaan atau tata cara yang biasanya dilakukan oleh hampir seluruh anggota organisasi/perusahaan dimana tata cara tersebut tidak tertulis namun telah melekat erat pada setiap anggotanya dan merupakan ciri khas organisasi tersebut.
  1.  Sumber dan Proses Penciptaan Budaya Organisasi
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah perusahaan dewasa ini merupakan suatu hasil dari apa yang telah dilakukan oleh anggota-anggota sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini merujuk pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Para pendiri perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan suatu budaya organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.      Pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka.
2.      Pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan.
3.      Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.

  1. Karaktiristik Budaya Organisasi
Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi.
  • Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
  • Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
  • Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
  • Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
  • Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
  • Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
  • Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.
  1. Fungsi Budaya Organisasi
Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi, yaitu:
Batas
Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya.
Identitas
Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.
Komitmen
Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu
Stabilitas
Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
Pembentuk sikap dan perilaku
Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Fungsi terakhir inilah yang paling menarik. Sebagaimana dijelaskan oleh kutipan berikut, budaya mendefinisikan aturan main:
  1. Budaya Organisasi sebagai Hambatan
Selain mempunyai berbagai fungsi seperti yang disebutkan di atas, budaya organisasi juga rupanya dapat menjadi sebuah hambatan. Diantaranya:
  • Hambatan bagi keragaman. Merekrut karyawan baru yang, karena faktor ras, usia, jenis kelamin, ketidakmampuan, atau perbedaan-perbedaan lain, tidak sama dengan mayoritas anggota organisasi lain akan menciptakan sebuah paradoks.
  • Hambatan bagi akuisisi dan merger. Secara historis, faktor kunci yang diperhatikan manajemen ketika membuat keputusan akuisisi atau merger terkait dengan isu keuntungan finansial atau sinergi produk. Belakangan ini, kesesuaian budaya juga menjadi fokus utama.
  1. Penciptaan Budaya Organisasi yang Etis
Model peran yang visibel
Mengomunikasikan harapan yang etis adalah salah satu cara menciptakan budaya organisasi yang etis.
Karyawan akan melihat perilaku manajemen puncak sebagai acuan standar untuk menentukan perilaku yang semestinya diambil.
Komunikasi harapan etis
Ambiguitas etika dapat diminimalkan dengan menciptakan dan mengomunikasikan kode etik organisasi.
Pelatihan etis
Pelatihan etis digunakan untuk memperkuat standar, tuntunan organisasi, menjelaskan praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani dilema etika yang mungkin muncul.













BAB  III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa budaya organisasi merupakan elemen penting dalam suatu perusahaan karena merupakan cirri khas suatu perusahaan.

B. Saran
            Setelah mengetahui pentingnya budaya organisasi, penulis mencoba menyarankan agar setiap organisasi dapat menciptakan budaya yang baik yang nantinya dapat meningkatkan peningkatan kinerja karyawan.








DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi

3 komentar: